Minggu, 08 Januari 2012

Islam dan Astronomi (Big Bang)


Astronomi (ilmu perbintangan) merupakan ilmu tentang alam semesta diluar atmosfer bumi (Kamus lengkap Fisika). Sedangkan menurut Encyclopedia of Britannica seperti yang tertulis dalam buku enclycopedia ilmu dalam al-qur’an menjelaskan bahwa astronomi merupakan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan gerakan, penyebaran dan karakteristik benda-benda langit. Diperkirakan bahwa astronomi merupakan cabang ilmu pengetahuan yang cukup tua dari kelompok ilmu-ilmu fisik.


Dalam Al-Qur’an cukup banyak ayat yang menyinggung terkait dunia astronomi, namun bukan berarti lantas kita menganggap bahwa Al-Qur’an adalah kitab astronomi. Karena seluruh ayat dalam Al-qur’an yang berkaitan dengan astronomi seperti proses penciptaan, penjabaran, gerakan benda-benda angkasa serta cirri-ciri khusus lainnya yang dilukiskan dalam Al-Qur’an bukan sebagai pelajaran astronomi, melainkan agar dipergunakan sebagai refleksi atau menjadi tanda eksistensi, keagungan, kebesaran dan kekuasaan mutlak sang pengendali dan pencipta alam semesta, yakni Allah S.W.T (Afzalur rahman. 2007 : 79)

Untuk mengawali tulisan tentang sains dan islam, saya akan menguraikan terlebih dahulu tentang teori Big Bang.

Teori Dentuman Besar (Big Bang)
Sekitar 13,7 milyar tahun yang lalu, alam semesta terjadi setelah adanya suatu ledakan. Pecahan yang jumlahnya amat banyak pun muncul bersama dengan ledakan ini. Bagian pecahan tersebut saling menjauh dan berhamburan, sebagaimana butiran kecil tanah yang berhamburan tadi. Akhirnya terbentuklah alam semesta dengan segala isinya.

Ledakan tersebut, yang merupakan awal dari penciptaan alam semesta oleh Allah, kemudian disebut Big Bang. Ketika ledakan raksasa ini terjadi, alam semesta mulai tumbuh dan mengembang terus-menerus hingga sekarang.

Bila kita bayangkan, maka tak mungkin ada ledakan yang menghasilkan keteraturan. Sebaliknya, sebuah ledakan merusak keteraturan yang telah ada, bahkan membahayakan segala sesuatu yang ada di sekitarnya. Bom yang menyebapkan sebuah ledakan hanyalah menyebapkan kerusakan misalnya saja kasus bom bali dan trakhir kasus pemboman di gereja solo september 2011.

Kekuatan ledakan Big Bang jauh lebih kuat daripada milyaran bom atom, yang pernah meluluh lantahkan kota hiroshima dan nagasaki. Sebaliknya, ternyata Big Bang justru menghasilkan sebuah keteraturan yang sangat sempurna. Bumi ini, yang dirancang dengan sangat baik agar sesuai dengan kebutuhan kita, juga terjadi setelah ledakan itu.

Bagaimana bisa Big Bang menghasilkan suatu keteraturan yang sempurna?

Al-Qur’an Memberitau kita tentang peristiwa ini

Allah menurunkan Kitab Suci Al Qur’an bagi manusia. Al Qur’an memberikan informasi paling akurat tentang segala hal. Karena setiap yang tercantum di dalam Al Qur’an merupakan Firman Allah Yang Maha Agung dan Maha Perkasa. Namun, ketika Al Qur’an diturunkan, ilmu pengetahuan dan teknologi masih belum secanggih sekarang. Bahkan, hingga saat ini, tak seorang pun mampu membuat penelitian mengenai semua hal-hal yang tercantum dalam Alqur’an. Meskipun demikian, saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi telah sangat maju.

Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan seluruhnya sesuai dengan yang tercantum dalam Alqur’an. Alqur’an mengabarkan pada kita bahwa langit dan bumi –alam semesta- dahulu merupakan satu kesatuan, tapi kemudian Allah memisahkannya. Dalam Alqur’an, fakta ilmiah ini digambarkan sebagai berikut:

Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi itu bahwasannya langit dan bumi itu dahulunya adalah sesuatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya …. (Surat al-Anbiya': 30)

Kata “langit” pada dasarnya meliputi seluruh alam semesta atau ruang angkasa, pernyataan bahwa “langit dan bumi itu dahulunya adalah sesuatu yang padu” menunjukan bahwa segala sesuatu di alam semesta ini dahulunya bersatu padu. Dan firman Allah yang berbunyi ”kemudian Kami pisahkan antara keduanya” menjelaskan bahwa alam semesta menjadi berkeping-keping dengan adanya suatu ledakan.

Hubbel dan Teleskopnya
Penjelasan ilmiah tentang Firman Allah dalam Surat al-Anbiya': 30 ternyata terbuktikan secara tidak sengaja oleh salah seorang astronot Amerika bernama Edwin Hubble, Pada tahun 1929, setelah dia membuat teleskop raksasa di observatorium Mount Wilson di California.

Ketika tengah mengamati bintang dengan teleskop raksasa tersebut, dia menemukan bahwa cahaya yang dipancarkan bintang-bintang bergeser ke ujung merah spektrum. Ia pun menemukan bahwa pergeseran ini terlihat lebih jelas jika bintangnya lebih jauh dari bumi. Temuan ini menggemparkan dunia ilmu pengetahuan.

Berdasarkan hukum-hukum fisika yang diakui, spektrum sinar cahaya yang bergerak mendekati titik pengamatan akan cenderung ungu, sementara sinar cahaya yang bergerak menjauhi titik pengamatan akan cenderung merah. Pengamatan Hubble menunjukkan bahwa cahaya dari bintang-bintang cenderung ke arah warna merah. Ini berarti bahwa bintang-bintang tersebut senantiasa bergerak menjauhi kita.

Tidak lama sesudah itu, Hubble membuat temuan penting lainnya: Bintang dan galaksi bukan hanya bergerak men-jauhi kita, namun juga saling menjauhi. Satu-satunya kesimpulan yang dapat dibuat tentang alam semesta yang semua isinya bergerak saling menjauhi adalah bahwa alam semesta itu senantiasa memuai.

Agar lebih mudah dimengerti, bayangkan alam semesta seperti permukaan balon yang tengah ditiup. Sama seperti titik-titik pada per-mukaan balon akan saling menjauhi karena balon-nya mengembang, benda-benda di angkasa saling menjauhi karena alam semesta terus memuai.

Sebenarnya, fakta ini sudah pernah ditemukan secara teoretis. Albert Einstein, salah seorang il-muwan termasyhur abad ini, ketika mengerjakan Teori Relativitas Umum, pada mulanya menyim-pulkan bahwa persamaan yang dibuatnya me-nunjukkan bahwa alam semesta tidak mungkin statis. Namun, dia meng-ubah persamaan tersebut, dengan menambahkan sebuah “konstanta” un-tuk menghasilkan model alam semesta yang statis, karena hal ini merupa-kan ide yang dominan saat itu. Di kemudian hari Einstein menyebut perbuatannya itu sebagai “kesalahan terbesar dalam kariernya”.

Pembuktian lain tentang teori Big Bang

Pada tahun 1948, George Gamov mengemukakan gagasan lain me-ngenai teori Ledakan Besar. Dia menyatakan bahwa setelah terbentuknya alam semesta dari ledakan hebat, di alam semesta seharusnya terdapat surplus radiasi, yang tersisa dari ledakan tersebut. Lebih dari itu, radiasi ini seharusnya tersebar merata di seluruh alam semesta.

Bukti “yang seharusnya ada” ini segera ditemukan. Pada tahun 1965, dua orang peneliti bernama Arno Penzias dan Robert Wilson, menemu-kan gelombang ini secara kebetulan. Radiasi yang disebut “radiasi latar belakang” ini tampaknya tidak memancar dari sumber tertentu, tetapi meliputi seluruh ruang angkasa. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa gelombang panas yang memancar secara seragam dari segala arah di angkasa ini merupakan sisa dari tahapan awal Ledakan Besar. Penzias dan Wilson dianugerahi Hadiah Nobel untuk temuan ini.

Pada tahun 1989, NASA mengirimkan satelit Cosmic Background Explorer (COBE) ke angkasa untuk melakukan penelitian mengenai radiasi latar belakang. Pemindai sensitif pada satelit hanya membutuhkan waktu delapan menit untuk menegaskan perhitungan Penzias dan Wilson. COBE telah menemukan sisa-sisa ledakan hebat yang mengawali terbentuknya alam semesta.
Bukti penting lain berkenaan dengan Ledakan Besar adalah jumlah hidrogen dan helium di ruang angkasa.

Pada penghitungan terbaru, diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-helium di alam semesta sesuai dengan penghitungan teoretis konsentrasi hidrogen-helium yang tersisa dari Ledakan Besar. Jika alam semesta tidak memiliki awal dan jika alam semesta ada sejak adanya keabadian (waktu yang tak terhingga), seharusnya hidrogen terpakai seluruhnya dan diubah menjadi helium.

Semua bukti kuat ini memaksa komunitas ilmiah untuk menerima teori Ledakan Besar. Model ini merupakan titik terakhir yang dicapai oleh para ahli kosmologi berkaitan dengan awal mula dan pembentukan alam semesta.

Jika kita membandingkan pernyataan pada ayat di atas dengan teori Ledakan Besar, terlihat kesamaan yang sangat jelas. Namun, teori ini baru diperkenalkan sebagai teori ilmiah pada abad ke-20.

Pemuaian alam semesta merupakan salah satu bukti terpenting bahwa alam semesta diciptakan dari ketiadaan. Meskipun fakta di atas baru ditemukan pada abad ke-20, Allah telah memberitahukan kenyataan ini kepada kita dalam Al Quran 1.400 tahun yang lalu:

“Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesung-guhnya Kami benar-benar meluaskannya.” (QS. Adz-Dzariyaat, 51: 47) !

Dampak dari Teori Big Bang

Persoalan mengenai bagaimana alam semesta yang tanpa cacat ini mula-mula terbentuk, ke mana tujuannya, dan bagaimana cara kerja hu-kum-hukum yang menjaga keteraturan dan keseimbangan, sejak dulu merupakan topik yang menarik.

Pendapat kaum materialis yang berlaku selama beberapa abad hing-ga awal abad ke-20 menyatakan, bahwa alam semesta memiliki dimensi tak terbatas, tidak memiliki awal, dan akan tetap ada untuk selamanya. Menurut pandangan ini, yang disebut “model alam semesta yang statis”, alam semesta tidak memiliki awal maupun akhir.

Dengan memberikan dasar bagi filosofi materialis, pandangan ini menyangkal adanya Sang Pencipta, dengan menyatakan bahwa alam semesta ini adalah kumpulan materi yang konstan, stabil, dan tidak berubah-ubah.

Namun, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi abad ke-20 menghancurkan konsep-konsep primitif seperti model alam semesta yang statis. Saat ini, pada awal abad ke-21, melalui sejumlah besar percobaan, pengamatan, dan perhitungan, fisika modern telah mencapai kesimpulan bahwa alam semesta memiliki awal, bahwa alam diciptakan dari ketiadaan dan dimulai oleh suatu ledakan besar.

Selain itu, berlawanan dengan pendapat kaum materialis, kesim-pulan ini menyatakan bahwa alam semesta tidaklah stabil atau konstan, tetapi senantiasa bergerak, berubah, dan memuai. Saat ini, fakta-fakta tersebut telah diakui oleh dunia ilmu pengetahuan. #Wallahu'alam


Referensi :
Rahman Afzalur. 2007. Ensiklopedia ilmu dalam Al-Qur’an. Bandung. Mizan Media Utama
www.harunyahya.com (Yahya, Harun. Penciptaan Alam Semesta)
http://www.keajaibanalquran.com/

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates