Entah kenapa saya begitu yakin bahwasannya ada beberapa orang (meskipun sebenarnya saya ingin mengatakan banyak sekali) yang tergabung dalam LA Fans Club maupun LA Lovers menantikan kelanjutan tulisan2 saya, termaksud edisi rutin memaknai kehidupan dengan fisika. #sambil ngaca trus ngelepekin rambut kribo sbelah kanan (bagian ini tidak penting, abaikan saja)…. Hahahahaha,,,
Kali
ini seperti biasa, kita akan menguraikan tentang sebuah fakta sains
sederhana namun jangan skali-skali menganggap tulisan ini adalah
filsafat, karna saya bukanlah filsuf (buktinya, kepala saya masih penuh dengan rambut).
Mungkin bisa jadi, anda tidak sepakat dengan tulisan saya nantinya,
yang pasti ruang kesimpulan sepenuhnya saya serahkan kepada pembaca….!! (emangnya mau nulis tentang apasih…? Penting banget..)
Panca Indra
Sejak
SD kita telah diajarkan bahwa semua sinyal yang kita dapatkan/peroleh
dari kehidupan ini berasal dari 5 indra kita. Dengan mata kita bisa
melihat, dengan telinga kita bisa mendengar, dengan hidung kita bisa
merasakan bau, demikian juga lidah membantu kita memahami sensasi rasa
masakan, pun kulit yang berfungsi sebagai peraba. Penelitian terbaru
tentang ke lima indra inipun akhirnya menjadi hal yang serius dalam
memahami hakikat kehidupan yang sedang kita jalani sekarang ini, andai
saja kita mau merenunginya.
Titik awal dari tulisan ini
adalah hendak menyatakan bahwa kehidupan yang kita rasakan/jalani ini
hanyalah respon yang diciptakan oleh sinyal2 yang diterima oleh panca
indra kita. Singkatnya kehidupan yang kita jalani ini hanyalah “ilusi”,
sekali lagi saya tegaskan bahwa kita sebenarnya sedang berada dalam
sebuah “ilusi”. Ilusi-ilusi yang terbentuk tersebut merupakan hasil
kerja dari otak kita. Manusia, hewan maupun benda yang kita lihat
hanyalah sebuah kesan, segala hal yang kita alami bersifat sementara dan
menipu. Demikianpun alam raya ini, hanyalah sekedar bayang-bayang.
Sistim kerja panca indra
Kita
bisa melihat sebuah benda, diakibatkan adanya gugus2 sinar (foton)
berjalan dari objek menuju mata kita dan melewati lensa didepan mata di
mana foton2 tersebut kemudian dipisahkan dan dibalikkan pada retina
dibelakang mata. Disini, cahaya2 yang masuk tersebut diubah menjadi
sinyal yang dikirim oleh neuron kesebuah titik mungil yang disebut
sebagai pusat penglihatan dibagian belakang otak. Sinyal ini kemudian
diterima sebagai sebuah kesan…!! Saat kita mengatakan “kita melihat”
sebenarnya kita sedang melihat pengaruh rangsangan yang sampai kepada
mata dan diteruskan keotak.
Sistim pendengaranpun
demikian. Telinga2 bagian luar menangkap suara lewat daun telinga dan
mengirim suara2 itu ke telinga bagian tengah. Telinga bagian tengah
kemudian mengirim suara2 itu ketelinga bagian dalam dan menguatkan
suara2 itu. Telinga bagian dalam kemudian mengubah suara yang masuk
menjadi sebuah sinyal yang kemudian dikirim ke otak.
Persepsi
kita tentang baupun tercipta dengan cara yang sama. Molekul2 yang mudah
menguap seperti vanili maupun parfum mencapai reseptor dalam serabut
rumit di bagian epitelium hidung, kemudian terjadilah interaksi.
Interaksi-interaksi itu kemudian diubah menjadi sebuah sinyal yang
diteruskan ke otak. Segala benda yang kita cium, yang kita lihat maupun
suara yang kita dengar hanyalah interaksi antara otak dengan
molekul-molekul yang telah diubah sebelumnya menjadi sinyal. Molekul2
tersebut sendiri tidak pernah mencapai otak.
Demikian pula
dengan 4 jenis reseptor yang ada dibagian depan lidah kita, keempat
reseptor tersebut membuat kita bisa merasakan rasa manis, asam, asin dan
pahit. Reseptor rasa kita mengubah persepsi menjadi sinyal setelah
menjalani serangkaian proses kimiawi dan mengirimnya ke otak.
Sinyal-sinyal ini diterima sebagai rasa oleh otak. Begitupun halnya
ketika kita menyentuh sebuah benda, informasi tentang benda tersebut
akan dipelajari oleh syaraf indra dikulit dan mengirimnya ke otak.
Saya
yakin, teman2 pasti jauh lebih memahami tentang sistim kerja lima indra
tersebut. Namun, bukan terkait sistim kerjanya yang lebih ingin saya
sorot disini, melainkan fakta unik dibalik temuan sains modern tersebut.
Dimana alam semesta yang kita lihat, rasakan maupun suara yang kita
dengar hanyalah kumpulan interpretasi sinyal2 yang masuk kedalam otak
kita. “dunia luar” yang tersaji dalam panca indra kita hanyalah kumpulan
sinyal yang telah mencapai otak kita. Materi2 tersebut di proses dalam
otak dan menghasilkan sebuah persepsi yang bisa jadi tidak sesuai dengan
materi aslinya. Semua hal yang kita lihat, dengar, rasakan seutuhnya
tergantung dari panca indra yang kita miliki. Bisa jadi semua orang
punya persepsi yang berbeda tentang suatu hal.
Ilusi yang ditimbulkan pancaindra
Lebih
jauh lagi, saya akan mengambil sebuah contoh, terkait indra
penglihatan, spesifiknya tentang warna. Semua orang punya persepsi yang
berbeda tentang warna, bisa jadi sebuah benda terlihat biru oleh kita
namun terlihat hijau oleh orang lain meskipun bisa jadi warna nyata
benda tersebut bukan diantara kedua warna tersebut. Apa lagi andaikan
terjadi kerusakan kecil dibagian belakang retina yang menyebapkan
terjadinya buta warna pada seseorang. Ini menandakan bahwa tidak
seorangpun bisa memastikan bahwa sebuah warna itu pasti, karna pada
dasarnya semua orang punya persepsi yang berbeda-beda tentang warna, hal
tersebut terjadi sebagai akibat dari kemampuan dari mata yang mengirim
sinyal kedalam otak dan lagi2 otaklah yang mengendalikan persepsi kita
tentang warna. Saat kita menyatakan “melihat” sebuah warna, sebenarnya
kita sedang melihat gambaran sinar2 elektrik yang dikirim oleh mata ke
otak kita.
Demikianpun halnya dengan suara. Tak ada
seorangpun yang bisa mengetahui dengan pasti sebuah not A, atau bunyi
kunci A pada gitar. Tiap orang punya persepsi yang berbeda tentang
suara, bisa jadi kita menyatakan bahwa suara kita lebih bagus namun yang
lain membantah pernyataan tersebut. Pun saat kita mencicipi masakan,
semua orang punya persepsi yang berbeda-beda saat merasakan masakan yang
siap disaji. Tidak ada yang bisa memastikan bahwa makanan itu enak,
atau alunan melodi yang dimainkan itu dengan menggunakan kunci A. sekali
lagi semua itu tergantung dari otak kita.
Sederhananya
seperti ini, andaikan kita memakan Apel, sebenarnya kita tidak
mengetahui tentang buah apel yang kita makan tersebut, melainkan
berdasarkan “gambaran” yang ada dalam otak kita. Otak kita mengirimkan
gambaran tentang buah Apel tersebut, lewat bentuk, rasa, bau maupun
tekstur buah. Andai saja saraf penglihatan yang mengirim sinyal2 ke otak
terputus, kesan akan buah apel tersebut menjadi menghilang. Begitupun
saat sensor-sensor penciuman terputus, sepenuhnya menghancurkan sensasi
bau yang dimiliki buah tersebut. Sederhananya, buah itu tidak ada
melainkan tafsiran2 otak kita akan sinyal yang telah dikirim.
Jadi, bisa diketahui bahwa rasa, warna, bau dan lain2 sebenarnya hanyalah ada bergantung pengindraan kita saja.
Semua yang kita miliki hanyalah “ilusi”
Sebenarnya,
saya belum begitu yakin bahwa para pembaca memahami maksud dari tulisan
saya diatas, karna pada dasarnya masih banyak hal-hal atau bagian dari
pemaparan diatas yang harus diuraikan lagi agar semakin dimengerti.
Namun seperti yang saya sampaikan diawal bahwa sebenarnya saya hanya
ingin mengatakan bahwa “kehidupan ini hanyalah ilusi”. Kita sedang
berada dalam sebuah “Mimpi” yang didesain oleh Sang Pencipta. Namun,
kita merasa bahwa itu seolah-olah nyata adanya.
Andaikan
kita benar2 jujur mau memikirkan hal itu, pasti kita akan menyadari
bahwa segala yang kita miliki, rumah yang besar, mobil yang mewah,
pasangan hidup, perhiasan, kekayaan, jabatan, maupun berbagai hal yang
kita miliki hanyalah sebuah khayalan dan apa yang kita rasakan dengan
panca indra kita juga termaksud dalam skenario khayalan tersebut.
Kehidupan
sebenarnya hanyalah kumpulan kesan yang diciptakan untuk menguji
manusia. Manusia diuji dengan khayalan2 yang seolah-olah realistis,
persepsi-persepsi yang diciptakan ini menjadi daya tarik bagi manusia.
Hal ini telah dijelaskan dalam Al-qur’an
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan pada apa-apa yang diingini, yaitu: perempuan-perempuan, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan disisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)” (Ali Imran [3]:14)
Tidak sedikit manusia yang kemudian meninggalkan Agama hanya untuk sebuah kekayaan, pasangan yang cantik, kedudukan dan lain sebagainya. Kitapun tertipu dengan berbagai daya tarik dunia yang ternyata adalah sebuah ilusi, dunia ini hanyalah persepsi yang semu belaka. Banyak orang yang membodohi diri sendiri dengan menimbun berbagai kekayaan yang dimilikinya. Padahal itu semua sia-sia, tidak ada yang berguna sama sekali karna semuanya hanyalah sebuah ilusi. Begitupun halnya dengan kesuksesan di dunia. Itupun hanyalah sebuah ilusi, hasil prodak otak kita. Sekali lagi, andaikan mau berpikir bahwasannya semua yang kita miliki bukanlah apa-apa melainkan hanyalah untuk menguji kita. Semua yang kita miliki hanyalah mimpi yang terdiri oleh kesan2 yang diciptakan Allah untuk menguji kita.
Akhirnya, semua penjelasan diatas saya kembalikan kepada pembaca untuk menarik kesimpulan masing2 apakah mau menganggapnya sebagai sebuah kebenaran atau sekedar celoteh sains. Yang pasti, tulisan ini hanyalah sebuah kontemplasi buat kita semua terlebih buat pribadi saya agar semakin sadar akan hakikat kehidupan yang sebenarnya serta agar tidak menyombongkan diri atas apa yang saya miliki di dunia ini. Wallahu’alam
“Dan orang-orang yang kafir; amal-amal mereka laksana fatamorgana ditanah yang datar; yang disangka air oleh orang-orang yang sedang kehausan, tetapi bila air-air itu didatangi, dia tidak mendapatinya sesuatupun…. (an-Nur [24]:39)
Sumber inspirasi :
Fisikadankehidupan.blogspot.com
Harunyahya.com
Komik Naruto Chapter 587-588 (penjelasan tentang kinjutsu izanagi dan izanami, sungguh menginspirasi…. Love this manga)
8 komentar:
terima kasih mas.. ijin share ya.. hehee
sip brow
Ya saya setuju bahwa pendapat Anda benar. Para orang suci zaman dahulu dalam budaya Jawa telah memberikan gbaran ini dalam pentas seni wayang kulit. Anda menyaksikan drama kehidupan dari balik layar, sehingga figur-figur yang muncul hanya terlihat bayangannya. Namun demikian hidup menjadi keindahan bila pahit getir dan asam manis kehidupan dijalani dalam KESADARAN. Sebuah kesadaran yg yg muncul dr kontemplasi yg teramat dalam, sehingga persepsi indra dan pikiran sirna.
Mahasuci اَللّهُ Pencipta yang Paling Baik. Kesadaran ruh yang diberikan oleh اَللّهُ kepada manusia penyebab utama dari realitas yang adalah senata-mata ilusi.
Mahasuci اَللّهُ Pencipta yang Paling Baik. Kesadaran ruh yang diberikan oleh اَللّهُ kepada manusia penyebab utama dari realitas yang adalah senata-mata ilusi.
Bagus! Metafisika memang bidang ilmu yang sangat menarik ...
Grand Falls Casino Resort & Spa - Mapyro
Get 전주 출장마사지 directions, 삼척 출장샵 reviews and information for 안양 출장샵 Grand 강원도 출장안마 Falls Casino Resort & Spa in Grand Falls, NY. Grand Falls Casino 의정부 출장안마 Resort and Spa · Grand Falls Casino Hotel
Posting Komentar