Jumat, 30 Maret 2012

Untuk saat ini, belum ada yang lebih cepat dari Cahaya.

Penemuan partikel neutrino yang bergerak melebihi kecepatan cahaya menjadi topik hangat di kalangan fisikawan dunia dalam beberapa bulan terakhir karena dianggap dapat meruntuhkan Teori Relativitas Albert Einstein. Lebih dari 100 tahun lampau, Einstein menyatakan tak ada yang bisa bergerak lebih cepat daripada cahaya.

Penelitian ini dilakukan oleh Sejumlah ilmuwan di Swiss mengungkapkan bahwa dari hasil penelitian mereka selama bertahun-tahun, mereka menemukan sebuah partikel kecil yang kecepatannya melebihi kecepatan cahaya dan melawan hukum alam. Demikian dilansir CNN, Jumat (23/9/2011).

Para ahli fisika ini mengatakan jika partikel yang berbentuk neutrinos ini dikirim di bawah tanah dari laboratorium di Swiss dan Italia berjarak 730 kilometer dan sampai kurang dari satu detik jika di banding dengan kecepatan cahaya yang dipancarkan dalam jarak yang sama.


Laporan ini dipublikasikan oleh lembaga peneliti yang bekerja di sebuah proyek bernama eksperimen Opera yang berbasis di European Organization for Nuclear Research yang dikenal dengan nama CERN.

CERN adalah tempat dari Large Hadron Collider. "Saya kaget dan sungguh di luar dugaan," demikian ujar Antonio Ereditato, juru bicara proyek Opera di Universitas Bern di Swiss.

Meski demikian, para peneliti yakin jika apa yang mereka lakukan sudah benar. Penemuan ini tentu saja menantang teori Albert Enstein tentang relativitas dan teori klasik yang mengatakan tak ada satupun yang bisa mengalahkan kecepatan cahaya.

"Ini adalah penemuan yang luar biasa jika benar," kata Professor Neville Harnew, kepala peneliti partikel fisik di Oxford University. Ia menambahkan, jika peneliti konsisten menunjukkan kebenaran itu maka ini adalah bentuk revolusi fisika seperti yang suda dikenal selama ini.



Namun, tak semua fisikawan menerima temuan para peneliti di CERN, laboratorium fisika terbesar dunia itu. Puluhan ahli mengemukakan berbagai sanggahan akan eksperimen ini. Pantur Silaban, profesor fisika dari Institut Teknologi Bandung, juga meragukan penemuan itu.

Menurut pria berusia 74 tahun ini, terlalu awal untuk menyatakan bahwa hasil eksperimen itu adalah valid. Terlihat dari pernyataan fisikawan eksperimental yang meminta ahli memeriksa ulang temuan mereka. "Temuan ini masih jauh dari final," kata dia saat ditemui di kampus ITB, Bandung, akhir pekan lalu. Fisikawan pertama di Asia Tenggara ini percaya teori relativitas tak serta merta hancur oleh temuan partikel superluminal ini.

Einstein sebenarnya juga telah memprediksi keberadaan benda yang sanggup bergerak melebihi kecepatan cahaya, yang disebutnya tachyon. Neutrino sendiri bukan barang baru dalam dunia fisika. Partikel bermassa sangat kecil ini diformulasikan oleh Wolfgang Pauli pada tahun 1930. Namun memang baru kali ini terdapat indikasi bahwa neutrino bisa bergerak melebihi kecepatan cahaya.

Untuk membuktikan hal tersebut, Sekelompok ilmuwan internasional di Italia yang juga mempelajari partikel neutrino menyatakan tak benar ada partikel yang lebih cepat dari cahaya. Mereka membantah penemuan rekan-rekan mereka dari tim OPERA yang membuat penelitian di laboratorium Gran Sasso dan melansirnya pada September lalu.

Tim OPERA menyatakan, mereka merekam neutrino yang dipancarkan dari pusat riset CERN di Swiss datang dalam 60 nanodetik sebelum cahaya tiba. Namun, menurut tim dari ICARUS, penemuan OPERA kemungkinan berdasarkan premis yang salah.

ICARUS yang juga melakukan eksperimen yang sama di Gran Sasso menyatakan, hasil penelitian mereka membuktikan penemuan OPERA tak benar. Dalam makalah yang diterbitkan Sabtu 19 November 2011, di situs yang sama dengan hasil yang diterbitkan OPERA, ICARUS menyatakan penemuan mereka "membantah sebuah intrepretasi superluminal (lebih cepat dari cahaya) oleh hasil OPERA."

ICARUS beralasan, berdasarkan studi sebelumnya oleh dua fisikawan Amerika Serikat, bahwa neutrino yang dipompakan dari CERN, dekat Jenewa, telah kehilangan sebagian energi mereka jika melakukan perjalanan yang sedikit saja melampaui cahaya. Namun faktanya, kata peneliti dari ICARUS, neutrino yang ditembakkan dalam eksperimen diterima kembali dalam spektrum cahaya yang penuh yang berarti dia berjalan dalam kecepatan cahaya, tak lebih.

Fisikawan Tomasso Dorigo, yang juga bekerja di Organisasi Eropa untuk Riset Nuklir (CERN) dan Fermilab Amerika Serikat dekat Chicago, menyatakan makalah ICARUS "sangat sederhana dan pasti."

Penemuan "partikel yang lebih cepat dari cahaya" ini menggegerkan dunia fisika karena berdasarkan teori relativitas khusus Albert Einstein yang muncul tahun 1905, tak ada materi yang bisa lebih cepat dari cahaya. Teori ini menjadi jantung dari semua kosmos sains.

Pustaka :

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates